Webinar Kolaborasi HMPS SAA IAIN Pontianak dan HMPS TBI UQM: “Ketika Kata Menjadi Do’a dan Sastra sebagai Cermin Keberagamaan Zaman Kini”
Pontianak, (fusha.iainptk.ac.id) – Himpunan Mahasiswa Program Studi Studi Agama-Agama Institut Agama Islam Negeri Pontianak (HMPS SAA IAIN) bersama Himpunan Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Indonesia Universitas Al-Qalam Malang (HMPS TBI UQM) menggelar webinar kolaborasi perdana dengan tema “Ketika Kata Menjadi Do’a dan Sastra Sebagai Cermin Keberagamaan Zaman Kini.” Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting mulai pukul 13.00 – 15.00 WIB dan diikuti oleh 61 peserta dari kedua kampus.
Sebelum memasuki sesi utama, acara diawali dengan sambutan dari ketua HMPS TBI UQM dan ketua HMPS SAA IAIN Pontianak. Dalam sambutan tersebut, keduanya mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif seluruh peserta yang telah hadir dalam webinar ini. Mereka juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada kedua narasumber yang telah berkenan berbagi ilmu, wawasan, serta motivasi sehingga rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan penuh makna. Para ketua berharap, momentum kolaborasi ini dapat semakin mempererat tali silaturahmi sekaligus mempererat komunikasi antar mahasiswa dua himpunan Studi Agama-Agama dan Tadris Bahasa Indonesia. Acara yang menghadirkan dua narasumber pemantik, yaitu Bapak Kholik, M.Pd., Kaprodi TBI UQM, dan Ibu Amalia Irfani, M.Si., Kaprodi SAA IAIN Pontianak.
Dalam pemaparannya, Bapak Kholik mengangkat topik yang dekat dengan tema yaitu “Sastra dan Keberagamaan di Era Digital: Antara Ekspresi dan Refleksi.” Ia menjelaskan bahwa di tengah derasnya arus digitalisasi, ekspresi keberagaman mengalami transformasi signifikan melalui media sosial, platform daring, dan aktivitas intelektual digital. Sastra hadir sebagai medium penting yang tak hanya merekam jejak spiritual, tetapi juga merefleksikan kegelisahan, kritik, dan kontemplasi keberagamaan kontemporer. Proses pergeseran pemahaman nilai-nilai keagamaan, terutama dalam agama Islam dan agama lain, terjadi seiring perkembangan zaman dan digitalisasi yang mempengaruhi praktik kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Ibu Amalia Irfani membawakan materi berjudul “Toleransi di Era Digital.” Dalam isyaratnya, ia menegaskan bahwa toleransi merupakan kekayaan yang harus dijaga di tengah polarisasi sosial yang intens dan potensi lunturnya budaya lokal akibat paparan digital. Tantangan utama yang dihadapi generasi sekarang, menurutnya, adalah ancaman berita hoaks serta menurunnya kecintaan dan rasa rasionalitas. Ia mengajak peserta untuk bersama-sama memahami pentingnya mengelola kata dan bahasa guna mempertahankan identitas serta budaya lokal. Jadi kesimpulannya, toleransi harus diwujudkan melalui rasa hormat terhadap perbedaan, menjaga etika komunikasi yang sopan dengan santun dan tidak menyebarkan kebencian, serta meningkatkan literasi digital agar mampu memilah informasi secara cermat dan tidak mudah terprovokasi berita hoaks.
Selain membagikan materi inspiratif, kedua narasumber juga ikut memotivasi seluruh mahasiswa dari IAIN Pontianak maupun Universitas Al-Qalam Malang agar semakin giat dalam menulis dan membaca. Menurut mereka, aktivitas literasi bukan hanya sebagai modal keilmuan pribadi, tetapi juga sebagai landasan dalam membentuk karakter intelektual dan memperluas wawasan. Dengan memperbanyak membaca serta menulis, pelajar dapat memperdalam pengetahuan, menjaga daya kritis di tengah arus informasi digital, serta memperkuat kontribusi nyata mereka bagi kemajuan keilmuan dan keberagaman bangsa.
Selanjutnya, sesi tanya jawab yang berjalan interaktif dengan keikutsertaan mahasiswa dari kedua kampus, di antaranya Tatia Ramadani dari Prodi Manajemen Dakwah IAIN Pontianak, Abdul Basith dari Prodi Tadris Bahasa Indonesia UQM, dan Syaiful dari Program Magister Pendidikan Agama Islam UQM. Pertanyaan yang diajukan sangat menarik dan mampu dijawab dengan baik oleh kedua pemantik sehingga memperkaya diskusi.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama berupa screenshot sebagai dokumentasi kegiatan yang sukses dan bermanfaat ini.
Melalui webinar ini, HMPS SAA IAIN Pontianak dan HMPS TBI UQM berharap dapat terus memperkuat kolaborasi, menjaga silaturahmi, serta bersama-sama mengembangkan pemahaman kritis dan kesadaran akan pentingnya keberagaman dan toleransi di era digital serta mengembangkan semangat literasi dan toleransi di lingkungan akademik kedua institusi.
Penulis: Fika
Editor: acip doang
No responses yet